Zeolit
merupakan mineral yang terdiri dari kristal aluminosilikat terhidrasi yang mengandung
kation alkali atau alkali tanah dalam kerangka tiga dimensinya. Ion – ion logam
tersebut dapat diganti oleh kation lain tanpa merusak struktur zeolit dan dapat
menyerap air secara reversible. Molekul-molekul air yang terdapat dalam zeolit
merupakan molekul yang mudah terlepas. Kerangka dasar struktur zeolit terdiri dari
unit – unit tetrahedral AlO4 dan SiO4 yang saling
berhubungan melalui atom O dan di dalam struktur tersebut Si4+ dapat
diganti dengan Al3+ sehingga rumus empiris zeolit menjadi :
M2/nO.Al2O3.xSiO2.yH2O
Dimana : M = kation alkali atau alkali tanah
n = valensi logam alkali
X = bilangan tertentu (2 s/d 10)
Y =
bilangan tertentu (2 s/d 7)
Jadi
zeolit terdiri dari 3 komponen yaitu: kation yang dipertukarkan, kerangka aluminosilikat
dan fase air. Ikatan ion Al –Si–O membentuk struktur Kristal sedangkan logam
alkali merupakan sumber kation yang mudah dipertukarkan. Struktur zeolit bermuatan
ion Al3+ lebih kecil daripada Si4+ maka ion Al3+
cenderung bersifat negatif dan mengikat kation alkali atau alkali tanah untuk
dinetralkan muatannya. Kation alkali atau alkali tanah dalam zeolit inilah yang
selanjutnya dimanfaatkan dalam proses ion exchange.
Zeolit
alam yang telah diaktivasi dengan asam mineral ( H2SO4 ),
akan lebih tinggi daya pemucatnya karena asam mineral tersebut bereaksi dengan komponen
berupa garam Ca dan Mg yang menutupi pori–pori adsorben. Di samping itu asam
mineral melarutkan Al2O3 sehingga dapat menaikkan
perbandingan jumlah SiO2 dan Al2O3 dari (2 –
3) :1 menjadi (5 – 6) : 1. Zeolit dengan perbandingan jumlah SiO2
dan Al2O3 tinggi bersifat hidrofilik dan akan menyerap
molekul yang tidak polar.
Berdasarkan
asalnya zeolit dibagi menjadi 2 yaitu:
Ø Zeolit Alam
Zeolit
alam terbentuk karena adanya proses perubahan alam (zeolitisasi) dari batuan
vulkanik tuf. Pembentukan mineral
zeolit diduga merupakan hasil reaksi debu vulkanik dengan air garam, ada juga
beberapa zeolit seperti kabasit, erionit, dan filipsit diduga sebagai hasil
dari proses hidrotermal. Karena sifat-sifat zeolit alam sangat terbatas maka
dilakukan sintesis zeolit untuk mensubstitusi zeolit yang berasal dari alam.
Ø Zeolit Sintetik
Zeolit sintetik merupakan rekayasa dari zeolit alam yang
direkayasa oleh mannusia melalui proses kimia. Perkembangan zeolit sintetik
dimulai sejak akhir tahun 1940 oleh Union Carbide Corporations, melalui suatu
program pembuatan zeolit dengan meniru proses hidrotermal alamiah. Dengan cara
ini telah berhasil dibuat lebih dari serattus jenis zeolit, sebagai upaya
pencarian jenis-jenis zeolit yang mempunyai daya guna tinggi. Zeolit sintetik
dapat diproduksi dengan cara hidrotermal dan kebanyakan diproduksi dibawah
kondisi tidak setimbang, akibatnya zeolit yang dihasilkan merupakan bahan
metastabil atau mudah berubah. Tahap pertama dalam pembuatan zeolit adalah
reaksi bahan dasar seperti gel atau zat padat amorf. Hidroksida alkali dengan pH tinggi dan basa kuat dengan
kondisi operasi pada suhu hirotermal rendah.
Berdasarkan
sifatnya, zeolit dapat digunakan untuk proses pengeringan atau dehidrasi, daya
serap (adsorbsi), penukar ion, dan sebagai katalis. Zeolit telah banyak
digunakan dalam berbagai keperluan seperti bidang peternakan, pertanian, perikanan,
industri, untuk keperluan rumah tangga dan juga pelestarian alam.
Pemakaian
zeolit sebagai katalis telah banyak digunakan, di antaranya sebagai katalis dalam
perengkahan minyak goreng, sebagai katalis dalam proses konversi senyawa ABE
menjadi hidrokarbon. Pengolahan zeolit alam menjadi katalis juga telah banyak
dilakukan diantaranya sebagai katalis untuk pembuatan biodiesel.
Pada
umumnya zeolit yang ditambang langsung dari alam masih mengandung pengotor- pengotor
organik berwujud kristal maupun amorf.
Untuk meningkatkan kualitas zeolit alam, terutama sebagai katalis pembuatan
biodiesel, harus dilakukan aktivasi terhadap zeolit alam.
No comments:
Post a Comment