Salah
satu tanaman yang berkhasiat untuk menjaga kesehatan kulit adalah lidah
buaya. Lidah buaya (Aloe vera Linn.) berasal dari famili Liliacea. Aloe
vera merupakan salah satu tanaman yang memiliki beberapa keuntungan,
diantaranya adalah sebagai bahan yang berguna untuk regenerasi sel
kulit, antioksidan, adstringen, dan antiseptik.
Thursday, May 3, 2012
Tuesday, May 1, 2012
ZEOLIT
Zeolit
merupakan mineral yang terdiri dari kristal aluminosilikat terhidrasi yang mengandung
kation alkali atau alkali tanah dalam kerangka tiga dimensinya. Ion – ion logam
tersebut dapat diganti oleh kation lain tanpa merusak struktur zeolit dan dapat
menyerap air secara reversible. Molekul-molekul air yang terdapat dalam zeolit
merupakan molekul yang mudah terlepas. Kerangka dasar struktur zeolit terdiri dari
unit – unit tetrahedral AlO4 dan SiO4 yang saling
berhubungan melalui atom O dan di dalam struktur tersebut Si4+ dapat
diganti dengan Al3+ sehingga rumus empiris zeolit menjadi :
M2/nO.Al2O3.xSiO2.yH2O
Dimana : M = kation alkali atau alkali tanah
n = valensi logam alkali
X = bilangan tertentu (2 s/d 10)
Y =
bilangan tertentu (2 s/d 7)
Jadi
zeolit terdiri dari 3 komponen yaitu: kation yang dipertukarkan, kerangka aluminosilikat
dan fase air. Ikatan ion Al –Si–O membentuk struktur Kristal sedangkan logam
alkali merupakan sumber kation yang mudah dipertukarkan. Struktur zeolit bermuatan
ion Al3+ lebih kecil daripada Si4+ maka ion Al3+
cenderung bersifat negatif dan mengikat kation alkali atau alkali tanah untuk
dinetralkan muatannya. Kation alkali atau alkali tanah dalam zeolit inilah yang
selanjutnya dimanfaatkan dalam proses ion exchange.
Zeolit
alam yang telah diaktivasi dengan asam mineral ( H2SO4 ),
akan lebih tinggi daya pemucatnya karena asam mineral tersebut bereaksi dengan komponen
berupa garam Ca dan Mg yang menutupi pori–pori adsorben. Di samping itu asam
mineral melarutkan Al2O3 sehingga dapat menaikkan
perbandingan jumlah SiO2 dan Al2O3 dari (2 –
3) :1 menjadi (5 – 6) : 1. Zeolit dengan perbandingan jumlah SiO2
dan Al2O3 tinggi bersifat hidrofilik dan akan menyerap
molekul yang tidak polar.
Berdasarkan
asalnya zeolit dibagi menjadi 2 yaitu:
Ø Zeolit Alam
Zeolit
alam terbentuk karena adanya proses perubahan alam (zeolitisasi) dari batuan
vulkanik tuf. Pembentukan mineral
zeolit diduga merupakan hasil reaksi debu vulkanik dengan air garam, ada juga
beberapa zeolit seperti kabasit, erionit, dan filipsit diduga sebagai hasil
dari proses hidrotermal. Karena sifat-sifat zeolit alam sangat terbatas maka
dilakukan sintesis zeolit untuk mensubstitusi zeolit yang berasal dari alam.
Ø Zeolit Sintetik
Zeolit sintetik merupakan rekayasa dari zeolit alam yang
direkayasa oleh mannusia melalui proses kimia. Perkembangan zeolit sintetik
dimulai sejak akhir tahun 1940 oleh Union Carbide Corporations, melalui suatu
program pembuatan zeolit dengan meniru proses hidrotermal alamiah. Dengan cara
ini telah berhasil dibuat lebih dari serattus jenis zeolit, sebagai upaya
pencarian jenis-jenis zeolit yang mempunyai daya guna tinggi. Zeolit sintetik
dapat diproduksi dengan cara hidrotermal dan kebanyakan diproduksi dibawah
kondisi tidak setimbang, akibatnya zeolit yang dihasilkan merupakan bahan
metastabil atau mudah berubah. Tahap pertama dalam pembuatan zeolit adalah
reaksi bahan dasar seperti gel atau zat padat amorf. Hidroksida alkali dengan pH tinggi dan basa kuat dengan
kondisi operasi pada suhu hirotermal rendah.
Berdasarkan
sifatnya, zeolit dapat digunakan untuk proses pengeringan atau dehidrasi, daya
serap (adsorbsi), penukar ion, dan sebagai katalis. Zeolit telah banyak
digunakan dalam berbagai keperluan seperti bidang peternakan, pertanian, perikanan,
industri, untuk keperluan rumah tangga dan juga pelestarian alam.
Pemakaian
zeolit sebagai katalis telah banyak digunakan, di antaranya sebagai katalis dalam
perengkahan minyak goreng, sebagai katalis dalam proses konversi senyawa ABE
menjadi hidrokarbon. Pengolahan zeolit alam menjadi katalis juga telah banyak
dilakukan diantaranya sebagai katalis untuk pembuatan biodiesel.
Pada
umumnya zeolit yang ditambang langsung dari alam masih mengandung pengotor- pengotor
organik berwujud kristal maupun amorf.
Untuk meningkatkan kualitas zeolit alam, terutama sebagai katalis pembuatan
biodiesel, harus dilakukan aktivasi terhadap zeolit alam.
KATALIS
Katalis pertama kali ditemukan oleh J.J. Berzelius pada tahun 1836 sebagai
komponen yang dapat meningkatkan laju reaksi kimia. Katalis berfungsi
menurunkan energi aktivasi sehingga reaksi
berjalan lebih cepat sehingga reaksi kimia dapat mencapai kesetimbangan, tanpa
terlibat di dalam reaksi secara permanen. Energi aktivasi adalah energi minimum yang
dibutuhkan campuran reaksi untuk menghasilkan produkKatalis berfungsi mempercepat reaksi dengan cara menurunkan energi
aktivasi, namun tidak mempengaruhi letak kesetimbangan. Katalisator yang biasa
digunakan adalah asam, basa dan penukar ion.
Secara umum reaksi kimia yang
terjadi dengan menggunakan katalis adalah:
A + C --> AC*
AC*
+ B --> AB
+ AC
A + B
+ C --> AB
+ C
dimana senyawa A dan bereaksi dengan dengan katalis
(C) dan membentuk intermediet kemudian bereaksi kembali dengan senyawa B
sehingga membentuk senyawa AB.
Sifat-sifat
dari reaksi katalitis yaitu sebagai berikut:
v
Pada reaksi katalitis, katalis akan menurunkan energi
aktivasi.
v
Katalis yang sedikit akan mempercepat reaksi dari zat
reaktan dalam jumlah banyak.
v
Katalis tidak mengubah letak kesetimbangan untuk reaksi
reversibel.
Berdasarkan tingkat kepentinganya, komponen inti
katalis dapat dibedakan menjadi tiga bagian diataranya:
Ø Selektifitas
adalah kemampuan katalis untuk memberikan produk reaksi yang diinginkan (dalam
jumlah tinggi) dari sejumlah produk yang mungkin dihasilkan.
Ø Aktifitas
adalah kemampuan katalis untuk mengubah bahan baku menjadi produk yang
diinginkan.
Ø Stabilitas
adalah sebuah katalis untuk menjaga aktifitas, produktifitas dan selektifitas
dalam jangka waktu tertentu.
Secara umum katalis dapat dibedakan dalam beberapa menjadi 3 bagian yaitu katalis homogen, heterogen dan biokatalisis (katalis enzim).
ü Katalis homogen
Katalis
homogen merupakan katalis yang mempunyai fasa sama dengan reaktan dan produk. Penggunaan
katalis homogen ini mempunyai kelemahan yaitu: mencemari lingkungan, dan tidak
dapat digunakan kembali. Selain itu katalis homogen juga umumnya hanya
digunakan pada skala laboratorium ataupun industri bahan kimia tertentu, sulit
dilakukan secara komersil, oprasi pada fase cair dibatasi pada kondisi suhu dan
tekanan, sehingga peralatan lebih kompleks dan diperlukan pemisahan antara
produk dan katalis. Contoh dari
katalis homogen yang biasanya banyak
digunakan dalam produksi biodiesel, seperti basa (NaOH, KOH), asam (HCl, H2SO4).
ü Katalis heterogen
Katalis
heterogen merupakan katalis yang fasanya tidak sama dengan reaktan dan produk. Katalis heterogen secara umum berbentuk padat dan
banyak digunakan pada reaktan berwujud cair atau gas. Contoh-contoh dari katalis heterogen adalah zeolit,
CaO, MgO, dan resin penukar ion. Mekanisme katalis heterogen melalui lima langkah,
yaitu:
·
Transport reaktan ke katalis
·
Interaksi reaktan-raktan dengan katalis (adsorpsi)
·
Reaksi dari spesi-spesi yang teradsorpsi menghasilkan prodduk-produk reaksi
·
Deadsorpsi produk dari katalis
·
Transport produk menjauhi katalis
Keuntungan dari katalis heterogen
adalah ramah lingkungan, tidak bersifat korosif, mudah
dipisahkan dari produk dengan cara filtrasi, serta dapat digunakan berulangkali
dalam jangka waktu yang lama. Selain itu, katalis heterogen meningkatkan
kemurnian hasil karena reaksi samping dapat dieliminasi. Contoh-contoh dari
katalis heterogen adalah zeolit, CaO, MgO, dan resin penukar ion.
ü Biokatalisis (katalis enzim)
Adalah katalis yang
memiliki keunggulan sifat (aktivitas tinggi, selektivitas dan spesifitas)
sehingga dapat dapat membantu proses–proses kimia kompleks pada kondisi lunak
dan ramah lingkungan. Kelemahannya antara lain sangat mahal, sering tidak
stabil, mudah terhambat, tidak dapat diperoleh kembali setelah dipakai. Salah
satu Biokatalis yang telah dilaporkan penggunaanya adalah Enzim lipase
(Triacylglycerol Acllydrolases). Enzim lipase atau enzim pemecah lemak dipakai
dalam reaksi pembuatan biodiesel. Enzim itu dapat mengatalisis, menghidrolisis,
serta mensintesis bentuk ester dari gliserol dan asam
lemak rantai panjang seperti halnya minyak goreng dan jelantah.
Pemilihan katalis atau pengembangan katalis perlu
dipertimbangkan untuk mendapatkan efektivitas dalam pemakaian. Dalam
pengembanganya katalis cair dapat digantikan dengan katalis padat seperti asam
padat seperti zeolit, clay, dan lain-lain. Keuntungannya adalah
dapat di recovery, recicle, dan digantikan kembali. Selain itu,
Zeolit juga dapat digunakan sebagai katalis heterogen untuk pembuatan
biodiesel.
AIR
Air
adalah zat yang tersusun atas senyawa H2O. Semua air biasanya
tidak bersih sempurna, selalu mengandung senyawa pencemar. Bahkan tetes air
hujan mengandung debu dan karbondioksida waktu jatuh ke bumi. Keberadaan air
berhubungan dengan siklus hidrologi. Air yang bergerak dengan siklus hidrologi
akan bersentuhan dengan bahan baku atau senyawa lain, sehingga tidak ada air
yang benar-benar murni. Air tanah yang mengalir ke permukaan tanah membawa zat
padat terlarut, air hujan yang mengalir melalui permukaan tanah membawa zat-zat
penyebab kekeruhan dan zat organik, seperti juga bakteri patogen. Pada air
permukaan partikel-partikel mineral air yang terlarut akan tetap tidak berubah,
tetapi zat organik diuraikan secara kimia dan mikrobiologi, pengendapan di
danau atau sungai-sungai yang mempunyai kecepatan rendah menyebabkan hilangnya
zat padat yang melayang dan bakteri patogen akan mati karena kurangnya makanan,
walaupun demikian kontaminasi baru terhadap air permukaan akan terjadi akibat adanya
air buangan dan pertumbuhan alga yang menjadi sumber makanan untuk organisme.
Sumber
sumber air bersih terdiri dari:
1.
Air hujan
Air
hujan disebut juga dengan air angkasa. Beberapa sifat kualitas dari air hujan adalah
sebagai berikut :
1) Pada
saat uap air terkondensasi menjadi hujan, maka air hujan merupakan air murni (H2O),
oleh karena itu air hujan yang jatuh ke bumi mengandung mineral relatif rendah
yang bersifat lunak.
2) Gas-gas
yang ada di atmosfir umumnya larut dalam butir-butir air hujan terkontaminasi
dengan gas seperti CO2, menjadi agresif. Air hujan yang bereaksi dengan gas SO2
dari daerah vulkanik atau daerah industri akan menghasilkan senyawa asam ( H2SO4
), sehingga dikenal dengan “acid rain” yang bersifat asam yang agresif.
3) Kontaminan
lainnya adalah partikel padat seperti : debu, asap, partikel cair, mikroorganisme
seperti virus dan bakteri.
Dari
segi kuantitas air hujan tergantung pada tinggi rendahnya curah hujan, sehingga
air hujan tidak bisa mencukupi persediaan air bersih karena jumlahnya
fluktuatif. Begitu pula jika dilihat dari segi kontinuitasnya, air hujan tidak
dapat digunakan terus menerus karena tergantung pada musim.
2.
Air Permukaan
Air
permukaan yang biasanya dimanfaatkan sebagai sumber penyediaan air bersih adalah:
Air waduk (berasal dari air hujan dan air sungai), Air sungai (berasal dari air
hujan dan mata air), Air danau ( berasal dari air hujan, air sungai atau mata
air ).
Pada
umumnya air permukaan telah terkontaminasi oleh zat-zat yang berbahaya bagi
kesehatan, sehingga memerlukan pengolahan terlebih dahulu sebelum dikonsumsi
oleh masyarakat yang ada di Indonesia.
3.
Mata Air
Mata
air adalah air tanah yang mengalir ke permukaan tanah secara alami karena adanya
gaya gravitasi atau gaya tekanan tanah (BPP Kimpraswil, 2002; Wanielista, et
all, 1990). Menurut Soetrisno (2004) penggunaan mata air sebagai sumber air
bersih dapat dilakukan jika mata air tersebut dihasilkan dari aliran air di
bawah tekanan hidrostatik sebagai akibat dari gaya gravitasi. Dalam segi
kualitas, mata air sangat baik bila dipakai sebagai air baku, karena berasal
dari dalam tanah yang muncul ke permukaan tanah akibat tekanan, pada umumnya
mata air cukup jernih dan tidak mengandung zat padat tersuspensi atau tumbuh-tumbuhan
mati, karena mata air melalui proses penyaringan alami dimana lapisan tanah
atau batuan menjadi media penyaring.
4.
Air Tanah
Air
tanah adalah air yang terdapat dalam lapisan tanah atau batuan di bawah permukaan
tanah. Kecepatan aliran air tanah ini secara alami sangatlah kecil yaitu
berkisar antara 1,5 m/hari - 2 m/hari (Kashef, 1987 dan Verruijt, 1970). Air
tanah pada umumnya jernih dan memiliki kualitas air yang konstan sepanjang waktu.
Air tanah pada akuifer bebas kualitasnya dapat dipengaruhi oleh pembuangan
sampah. Sampah yang membusuk akan mengalami dekomposisi dengan menguraikan zat
organik menjadi materi lain seperti padatan total, Nitrogen organik, Nitrat,
Phospor, Kalsium, Magnesium, Photasium, Sodium, Clorida, Sulfat, Besi dan
lain-lain. Zat-zat ini akan larut ke dalam air sebagai air sampah (Leachate)
dan akan meresap ke dalam tanah sehingga mencemari air tanah.
5.
Air laut
Air
laut memerlukan proses desalinasi (menghilangkan rasa asin) untuk menjadi air
bersih ini merupakan proses yang mahal. Pemilihan sumber air tergantung dari,
kualitas air baku, volume air yang tersedia, kontinuitas sumber, elevasi muka
air sumber terhadap konsumen dan ketersediaan keuangan.
Pertumbuhan
jumlah penduduk yang tinggi seiring dengan pertumbuhan ekonomi yang cukup
tinggi menuntut peningkatan pelayanan air bersih baik untuk fasilitas umum,
industri maupun keluarga. Peningkatan pelayanan air bersih tidak hanya
tergantung pada keandalan teknologi penyediaan air yang digunakan, tetapi yang sangat
penting tergantung pada ketersediaan air dan kemampuan institusi penyedia air
bersih, dalam hal ini PDAM. Kebutuhan air baku didasarkan pada kebutuhan air
minum. Hal ini dilakukan karena perencanaan sistem penyediaan air minum
memerlukan besaran atau kapasitas system yang harus disediakan. Tujuan suatu
sistem penyediaan air minum, yaitu menyediakan air untuk seluruh kegiatan
penduduk di suatu kota. Kebutuhan air pada suatu komunitas dipengaruhi oleh
beberapa faktor, seperti jumlah penduduk, iklim, gaya hidup masyarakat,
fasilitas peralatan plambing, sistem penyaluran air buangan, industry dan harga
air. Jumlah penduduk menentukan jumlah air untuk kegiatan domestik. Kebutuhan
air pada musim panas akan lebih besar dibanding pada musim dingin. Pemakaian
air dipengaruhi oleh kebiasaan masyarakat dalam menggunakan air. Masyarakat
yang sosial ekonomi lebih tinggi akan memerlukan air lebih banyak karena
semakin banyak memerlukan air untuk pemeliharaan rumah yang lebih besar,
pembersihan kendaraan, penyiraman tanaman, dsb. Sistem plambing dalam rumah
dipengaruhi oleh peralatan sanitasi yang dipunyai. Kebutuhan air sistem
sanitasi dengan WC siram akan lebih kecil dibandingkan dengan WC dengan tangki
atau WC dengan sistem flush valve. Ketersediaan sistem penyaluran air
akan dapat mernyalurkan air buangan lebih baik dan aman. Semakin banyak jumlah
industri semakin besar kebutuhan air di kota tersebut. Semakin mahal harga air,
masyarakat akan membatasi pemakaian air.
Subscribe to:
Posts (Atom)