Friday, August 31, 2012

PEMANFAATAN LIMBAH PADAT (PLASTIK) SEBAGAI BAHAN BAKU PEMBUATAN BAHAN BAKAR PENGGANTI BENSIN


Akibat dari semakin bertambahnya tingkat konsumsi masyarakat serta aktivitas lainnya, maka bertambah pula limbah yang dihasilkan. Limbah tersebut menjadi permasalahan lingkungan karena tingkat bahayanya mengganggu kehidupan makhluk hidup lainnya, selain itu aktifitas industri yang kian meningkat tidak terlepas dari isu lingkungan. Industri selain menghasilkan produk juga menghasilkan limbah, salah satu limbah yang sering kita temui dalam kehidupan sehari-hari adalah limbah plastik.
Meningkatnya permintaan terhadap plastik disebabkan karena plastik memiliki banyak kelebihan dibandingkan dengan bahan lainnnya. Barang berbahan baku plastik umumnya lebih ringan, bersifat isolator, dan proses pembuatanya lebih murah. Namun dibalik kelebihanya, bahan plastik memiliki masalah setelah barang tersebut tidak lagi digunakan. Bahan plastik tersebut tidak dapat membusuk ataupun berkarat dan akhirnya tidak dapat diuraikan/ didegradasi dalam tanah sehingga menimbulkan masalah bagi lingkungan. Oleh karena itu, perlu adanya penelitian untuk menangani  hal tersebut.
Pemanfaatan limbah plastik sekarang ini sudah banyak ditemui, baik didaur ulang kembali ataupun dimanfaatkan untuk kebutuhan lainya. Salah satu pemanfaatan limbah plastik yang bisa dilakukan adalah dengan mengolah untuk kepentingan sektor energi yaitu dengan dimanfaatkan menjadi bahan bakar minyak baik premium, solar ataupun minyak tanah. Hal ini bisa memberikan solusi terhadap krisis energi bahan bakar fosil yang semakin menipis akibat dari eksploitasi secara terus menurus, selain itu juga dapat mengurangi dampak pencemaran lingkungan.
1)            Bahan bakar alternatif
Pada saat ini, bahan bakar yang biasa kita gunakan umumnya berasal dari bahan bakar fosil baik dari batu bara maupun minyak bumi, seperti yang kita ketahui bahwa bahan baku ini memiliki keterbatasan jumlahnya, sehingga akan menipis akibat ekploitasi yang berlebihan. Maka dari itu telah banyak dilakukan penelitian untuk mencari solusi guna mendapatkan bahan bakar alternatif. Disamping itu juga, penelitian yang dilakukan ditinjau dari beberapa aspek diantaranya adalah mencari bahan bakar yang lebih ekonomis, ramah lingkungan, bahan baku yang melimpah/ dapat diperbaharui diantaranya adalah biofuel, biodiesel, energi yang dihasilkan dari panas surya, geothermal, bahkan angin.
Selain itu juga banyak penelitian yang memanfaatkan limbah sebagai bahan baku misalnya adalah pemanfaatan limbah sayuran sebagai bahan baku pembuatan bioetanol, biodiesel dari minyak goreng bekas bahkan pemanfaatan limbah plastik sebagai bahan baku pengganti bensin.
Berbeda halnya dengan limbah organik, keberadaan plastik dalam tanah tidak dapat diuraikan secara alami sehingga menimbulkan ancaman yang serius terhadap lingkungan. Pengolahan limbah plastik sebagai bahan baku pengganti bensin dianggap sebagai salah satu solusi untuk mengurangi pencemaran lingkungan. Plastik sudah dianggap sebagai bahan pokok kebutuhan rumah tangga ataupun domestik sehingga keberadaan limbah plastik ini semakin meningkat.
Pengolahan plastik sebagai salah satu pengembangan dari ilmu pengetahuan memberikan manfaat positif untuk mengatasi masalah lingkungan, meningkatkan taraf hidup orang banyak, juga menjadi tawaran solusi mencari energi alternatif. Konversi yang dihasilkan dari proses ini mencapai 60% bahkan lebih tergantung dari bahan plastik yang digunakan ddan atau dengan penambahan zat kimia lain.
2)            Plastik
Plastik merupakan produk polimer sintetik atau semi sintetik yang terbentuk dari kondensasi organik atau senyawa polimer dan bisa juga dari zat lain dengan tujuan untuk meningkatkan performa dan ekonomis. Senyawa polimer ini tersusun dari monomer-monomer rantai karbon pendek baik hopolimer ataupun kopolimer, sedangkan menurut jenisnya plastik dapat dibedakan menjadi dua macam diantaranya adalah :
a.          Thermoset, yaitu jenis plastik yang memiliki karakteristik keras, durable, mempertahankan bentuknya dan tidak dapat berubah/ diubah kembali kedalam bentuk aslinya contohnya adalah polyurethanes, polyester, epoxy resins dan phenolic resin.
b.         Thermoplastic, yaitu jenis plastic yang memiliki karakteristik yaitu dapat kembali ke bentuk aslinya melalui pemanasan, mudah diolah dan dibentuk seperti dibentuk menjadi Film, fiber, kemasan (packaging). Contoh material thermoplastik ialah: Polyethylene (PE), Polyprophylene (PP), dan polyvinyl chloride (PVC). Jenis plastik inilah yang biasa diolah menjadi bahan bakar.
Secara umum plastik dapat digolongkan menjadi dua berdasarkan jenis reaksinya, yaitu plastik (polimer) kondensasi dan polimer adisi (poliolefin misalnya polietilen, polipropilen, polistyrene). Polimer kondensasi diantaranya adalah poliamid, poliester, dan nilon dapat didepolimerisasi (diurai) lewat jalur sintesis balik sehingga menghasilkan kembali monomer diasam, diol, atau diamid. Proses tersebut yang boleh dikatakan dapat menghasilkan monomer dengan yield sangat tinggi melibatkan reaksi kimia yang disebut alkoholisis (penguraian alkohol), glikolisis (penguraian glikol), dan hidrolisis (penguraian oleh air). Sebaliknya, teknik depolimerisasi serupa tidak dapat diterapkan secara langsung pada jenis polimer adisi sehingga membutuhkan tindakan aktivasi.

3)            Proses pengolahan limbah plastik.
Proses pengolahan limbah plastic menjadi bahan bakar meliputi beberapa proses, diantaranya :
1.         Pirolisis adalah dekomposisi kimia bahan organik melalui proses pemanasan tanpa atau sedikit oksigen atau reagen kimia lainya dimana material mentah akan mengalami pemecahan stuktur kimia menjadi fase gas. Teknik seperti ini mampu menghasilkan gas pembakaran yang berguna dan aman bagi lingkungan Proses pirolisis ini akan memecah hidrokarbon rantai karbon panjang dari polimer plastik menjadi rantai hidrokarbon berantai pendek, selanjutnya molekul-molekul ini didinginkan menjadi fase cair.
2.         Proses hydrotreating/hidrocracking yaitu proses penyulingan yang memisahkan unsur-unsur yang dihasilkan pada proses pirolisis. Proses ini bertujuan untuk mengurangi atau menghilangkan senyawa aromatic dan senyawa polar
3.         Proses hidro-isomerisasi, pada proses ini digunakan katalis yang berfungsi menjadikan molekul-molekul isomer mempunyai viskositas yang tinggi.
Selain bisa digunakan sebagai bahan baku pengganti bensin (gasolin) plastik yang diproses bisa juga dibentuk menjadi bahan bakar pengganti minyak tanah (kerosin) dan bahan bakar diesel (solar) dengan destilasi ulang yang mengacu pada titik uap dari produk yang dihasilkan ataupun dengan menambah proses dan bahan yang digunakan. Bensin merupakan hidrokarbon berantai pendek antara C4-C10 yang biasa digunakan untuk bahan bakar kendaraan bermotor bisa juga digunakan sebagai pelarut organik. Sedangkan minyak tanah merupakan rantai mempunyai rantai hidrokarbon antara C11-C15 dan solar mempunyai panjang hidrokarbon antara C16-C20.
Untuk mengetahui kualitas dari bahan bakar yang dihasilkan ini, perlu dilakukan pengujian lanjutan dalam menentuka sifat fisik ataupun kimianya diantarnya adalah densitas, specific gravity, viskositas, titik nyala, titik tuang, angka oktan dll. Pengujian sifat fisik dan kimia ini mengacu pada pengujian yang dikeluarkan oleh American Society for Testing and Material (ASTM). Di Indonesia sendiri terdapat berbagai jenis bensin, yang memiliki angka oktan yang berbeda-beda. Angka oktan merupakan ukuran dari kemampuan bahan bakar untuk mengatasi ketukan sewaktu terbakar dalam mesin. Angka ini menunjukan mutu bakar dari bensin, semakin tinggi angka oktanya maka semakin bagus pula kualitas dari pembakaran bensin tersebut.

Pirolisis limbah plastik sebagai salah satu solusi yang menguntungkan dan lebih ramah lingkungan, dibandingkan dengan melakukan proses pembakaran sampah plastik yang tentunya sangat berdampak negatif bagi kesehatan dan mengakibatkan pencemaran lingkungan selain itu proses ini juga dianggap sebagai suatu solusi yang lebih ekonomis. Disamping itu perlu adanya penelitian untuk mengetahui jumlah konversi, kandungan kimia hasil konversi, sifat fisik dan kimia darikonversi yang dihasilkan. Pengolahan limbah plastik menjadi bahan bakar cair ini merupaka salah satu solusi, terdapat beberapa solusi lain yang dapat dikembangkan dalam penerapan pada sector energi. Oleh karena itu pengembangan ilmu pengetahuan sangatlah penting.